November 19, 2008

Kenapa Malu Ngaku Madura?

RADAR MADURA Senin, 12 Jan 2004


Kenapa Malu Ngaku Madura?




SUMENEP - Banyak orang Madura yang tidak mau mengakui identitasnya sebagai orang asli Madura. Padahal, dengan tidak mau mengakui identitasnya sebagai orang Madura, akan semakin merendahkan terhadap derajat orang Madura sendiri.

Hal itu disampaikan Dr A. Latief Wiyata, dosen antropologi di Universitas Trunojoyo Bangkalan dalam seminar "Masa Depan Madura pasca Jembatan Suramadu" yang digelar Ikatan Pemuda Sumenep (IPS) kemarin, di sebuah resturan di Jalan Trunojoyo Sumenep.

Latief mengaku prihatin dengan sikap sebagian orang Madura yang enggan berterus terang bahwa dirinya asli Madura. "Selama ini yang membuat orang Madura menjadi orang pinggiran hingga akhirnya dipinggirkan adalah orang Madura sendiri," katanya.

Jangankan mengakui sebagai orang Madura, lanjutnya, menggunakan bahasa Madura di tempat-tempat umum saja banyak yang merasa risih. Padahal, menurut doktor kelahiran Desa Parsanga Sumenep ini, dirinya memperkenalkan budaya Madura hingga keluar negeri.

Bahkan, kini dia bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Amerika untuk mengadakan penelitian budaya orang Madura.

Menurut antropolog Madura ini, jika sikap orang Madura tidak berubah, dikhawatirkan setelah jembatan Suramadu selesai, masyarakat Madura akan menjadi penonton di rumah sendiri.

Salah satu contohnya, ungkapnya, ditemukannya lahan tambang di Desa Pagerungan Kecamatan Sapeken. Dengan kondisi masyarakat Madura saat ini, dirinya khawatir masyarakat Sumenep tidak mendapatkan apa pun dari industrialisasi di Pagerungan itu.

Apalagi, katanya, meski telah memasuki era otonomi daerah, peran pemerintah pusat masih sangat terasa. Sehingga tidak menutup kemungkinan, adanya jembatan Suramadu hanya menguntungkan orang-orang pusat.

Menurut dia, yang menjadi faktor utama orang Madura enggan mengakui identitasnya karena pendidikan masyarakat Madura diidentikkan masih rendah. "Padahal, anggapan itu salah dan harus ditepis oleh orang Madura sendiri," katanya.

Karena itu, dengan adanya Suramadu, yang pertama kali harus disiapkan oleh masyarakat Madura adalah mental dan pendidikan. "Yang dapat mengeluarkan masyarakat Madura dari marjinalisasi adalah mental orang Madura sendiri," tandasnya. (zr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar